Selasa, Juni 03, 2008

Anti Korupsi: Gebrakan KPK berantas korupsi di Bea Cukai

Berita ini ada di http://www.republika.co.id/koran_detail.asp?id=335972&kat_id=17

Gebrakan Bea Cukai

Jumat pekan lalu merupakan hari kelabu bagi beberapa karyawan Bea Cukai di Tanjung Priok. Siang itu tiba-tiba petugas Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) masuk ke ruangan dan mengunci pintu masuk. Tidak ada yang boleh keluar dan tidak boleh ada yang masuk.

Anggota KPK tersebut langsung menggeledah seluruh ruangan. Meja, lemari, rak-rak, semua digeledah. Beberapa amplop ditemukan berisi uang jutaan sampai puluhan juta rupiah. Ada yang tanpa keterangan, ada yang ditulisi dengan ‘untuk uang makan’ dan sebagainya. Total ditemukan Rp 300-an juta dan setidaknya 20 aparat Bea Cukai diamankan.

Rupanya korupsi di Bea Cukai sangat sulit diberantas. Itu pula yang diakui oleh Dirjen Bea dan Cukai Anwar Supriyadi. Sudah dua tahun dia menjabat posisi itu dan beberapa kali mengganti personel di kantor tersebut, bahkan pernah suatu kali satu kantor diganti semua, tapi tetap saja korupsi masih terjadi.

Bukan hanya level pejabat yang menikmati dan melakukan korupsi tersebut, tapi boleh dibilang di semua tingkatan. Dalam mafia itu ada importir, ada pejabat dan petugas Bea Cukai, bahkan karyawan cleaning service dan tukang parkir pun ikut bermain.

Merasa tidak mampu mengatasi sendiri, maka Anwar pun mengundang KPK untuk mengikis praktik suap-menyuap di Bea Cukai. Anwar merasa perlu mengundang KPK karena selain membidik aparat Bea Cukai, juga ditargetkan importir nakalnya. Jadi nantinya selain yang disuap, yang menyuap juga akan diproses.

Selama ini yang terjadi adalah permainan antara aparat Bea Cukai dan importir. Bukan sekadar mempercepat pengurusan dokumen, tetapi juga ada manipulasi bea masuk. Barang yang semestinya kena bea besar, kemudian diganti speknya dan diturunkan bea masuknya, Dengan begitu negara dirugikan miliaran rupiah, bahkan triliunan rupiah.

Sejauh ini selain Direktorat Pajak, Bea Cukai merupakan salah satu direktorat yang uangnya berlimpah. Miliaran uang diperoleh dan berseliweran tiap hari, target pendapatan dari sini pun untuk APBN triliunan rupiah. Karena itulah pegawai pajak dan Bea Cukai digaji lebih tinggi dibanding yang lain, dengan harapan mereka tidak tergoda dengan uang berlimpah itu.

Tetapi, rupanya gaji tinggi itu masih jauh dibanding pendapatan mereka yang diperoleh secara illegal. Lagi pula korupsi berupa uang suap sudah begitu membudaya sehingga digaji berapa pun acara suap-menyuap terus berjalan. Jika sudah begitu tidak ada kata, selain harus ditangkap dan diadili.

Salut kepada Direktorat Bea dan Cukai. Ini akan menjadi langkah awal yang baik bagi pemberantasan korupsi di wilayah yang berhubungan dengan kepentingan publik. Bulan lalu KPK melakukan investigasi terhadap beberapa kantor pelayanan publik dan ternyata masih banyak ditemukan praktik suap-menyuap tersebut. Kini semua mulai dibuka dan dibuktikan.

Layanan umum harus ditertibkan. Birokrasi harus direformasi. Departemen Keuangan memang menjadi departemen pertama yang melakukan reformasi birokrasi yang kelak harus dicontoh oleh departemen lain. Sebagai yang pertama, langkah awal penggeledahan Bea Cukai ini cukup mengejutkan. Ditunggu kejutan-kejutan lain dalam pemberantasan korupsi.